Jumat, 29 Juni 2012

ANGGUR ISABELLA 1



Deskripsi
Anggur ini memiliki buah yang bentuknya agak bulat. Kulit buahnya tipis, berwarna merah kehitaman bila sudah matang, melekat erat pada daging buah, dan memilild lapisan tepung yang agak tebal. Daging buahnya cukup lunak, tebal, dan berair. Daging buahnya tidak begitu manis karena bercampur rasa asam. Seperti pada anggur lainnya, anggur ini pun memiliki biji 2-3 buah.
Manfaat
Dimakan dalam bentuk segar maupun diolah terlebih dahulu menjadi minuman.
Syarat Tumbuh
Tanaman anggur menghendaki tempat terbuka dengan sinar matahari penuh. Tanaman ini dapat tumbuh di segala jenis tanah. Meskipun demikian, tanah yang tidak baik harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi syarat. Tanah yang cukup subur, gembur, dan berhumus merupakan tanah yang baik untuk tanaman ini. Kedalaman air tanah yang baik untuk anggur adalah tidak lebih dari 1 m dan airnya tersedia dalam jumlah yang cukup. Ketinggian tempat yang baik tidak lebih dari 300 m di atas permukaan laut. Tempat seperti ini harus memiliki musim kemarau lebih dari tiga bulan dengan curah hujan antara 250-380 mm per tahun. Kelembapan udara tidak lebih dari 80%.
Pedoman Budidaya
Tanaman anggur yang diperbanyak dengan benih sifatnya tidak sama dengan induknya: Mengingat seteknya lebih mudah rriembentuk akar, penyetekan merupakan cara yang paling sederhana dalam perbanyakan klon. Penyambungan atau penempelan juga mungkin dilakukan, dan ada berbagai pilihan batang bawah, baik melalui seleksi maupun penangkaran, yang toleran terhadap hama, kekeringan, dan salinitas; batang bawah juga bervariasi dalam kesuburan dan kecocokannya terhadap cahaya atau tanah berat: Perbanyakan dengan setek biasa dilakukan di Asia Tenggara; di Thailand, penempelan sumbing (chip-budding) umum dilakukan pada 'Solonix x Othello 1613', yakni batang bawah yang - resisten terhadap 'phylloxera' anggur dan terhadap sejumlah galur nematode busuk akar. Setek batang tua diambil dari batang yang tampaknya sehat, produktif, sisa pemangkasan pada kebun anggur. Batang yang kokoh dengan ruas yang relatif pendek dan mata tunas yang tumbuh baik merupakan bahan setek yang -paling baik. Potongan bagian bawah dilakukan pada satu buku, potongan itas antara buku keempat dan kelima di atasnya. Batang bawah,dari Thailand juga diperbanyak dari setek; batang bawah itu dapat ditempeli ketika batang atas telah memiliki mata tunas utama yang sudah berkernbang penuh. Jarak tanam yang sangat bervariasi sering dibuat pada vitikultur, mengingat jarak tanam itu bergantung kepada sistem perlakuan batang, dan pada kesuburan batang. Di delta tengah, Thailand, sawah diubah menjadi guludan-guludan yang ditinggikan, yang dipisahkan oleh parit=parit selebar 8 m, untuk menciptakan sistem pengaliranvair pada musim hujan dan untuk penyaluran air selarna musim kemarau. Setiap guludan ditanami dengan dua baris batang anggur, dengan jarak antar-baris 4-5 m, dan antartanaman 3-3,5 m, jadi kerapatannya 830-700 batang/ha. Di Indonesia dan Filipina, kerapatan itu seringkali melebihi 1000 batang/ha.
Pemeliharaan
Tangan kosong (bare arms) merupakan masalah besar pada perlakuan, batang- anggur di wilayah tropik. Masalah 'tangan kosong' ini dapat diatasi dengan jalan menjepit ujungnya berulangulang selama tumbuh, untuk tnemaksa tumbuhnya pucuk lateral pada setiap -buku. Hanya setelah cukup pucuk lateral bermunculan dengan :kesuburan yang memadai, barulah 'tangan' itu dibiatkan memanjang. Penjepitan itu akan memperlambat pembentukan 'tangan berisi', sebaiknya akan menghasilkan kerangka yang pepat penuh dengan batang-beruas, yang setelah dipangkas akan menghasilkan pucuk pertama yang akan menghasilkan buah. Lebih penting lagi adalah terjadinya perbaikan vitalitas dan kelanggengan batang-beruas, sebab jarak antua akar dan pucuk tetap dekat. Sepanjang fase perlakuan, segala sesuatunya dikerjakan guna merangsang kekuatan tumbuh batang, karena tugas yang paling dituntut, yaitu pembentukan tunas lateral dengan persentase tinggi, dilaksanakan terakhir. Jika kekuatan tumbuh memadai, perlakuan dapat dirampungkan kira-kira setahun. Fase perlakuan ini diikuti oleh fase berbuah, yang dalam fase itu pemangkasan akan mengawali setiap musim berbuah. Setelah, pemangkasan munculnya tunas terjadi berangsur-angsur, mulai dari bagian distal ke bagian basal; pemunculan tunas itu rendah saja persentasenya, sedangkan bagian pangkal paling responsif. Dengan dua kali musim panen per tahun, dan munculnya tunas terutama hanya yang terdekat dengan bidang pangkasan, tajinya itu segera menjadi lebih kompleks dan memanjang lebih jauh ke luar dari ruas-ruas itu, karena tunas ketiak pada kayu yang lebih tua akan rusak, sedangkan tunas adventif jarang ada. Kurangnya tunas-tunas dan meningkatnya jarak antara pucuk dan akar menjurus ke cepatnya menurun ketahanan tumbuh batang anggur. Berbagai teknik penanaman dilakukan untuk mendorong tumbuhnya tunas. Stres air yang direkayasa selama masa panen diakhiri dengan cara dilakukan pengairan segera setelah tanaman dipangkas; hara juga diberikan pada saat yang sama. Batang anggur ini umumnya dipangkas lebih pendek daripada yang dilakukan di wilayah bergaris lintang yang jauh dari ekuator, supaya tetap dekat dengan 'tangan-tangannya'. Masing-masing tunas 'ditakik' dengan membuat irisan pada buku di atas tunas untuk menghilangkan, penghambatan korelatif. Sejumlah bahan kimia teiah dicoba untuk memperbaiki pecahnya mata tunas. Pada tahun 198U-an semua bahan kimia ini telah diganti dengan kalsium sianamida atau hidrogen sianamida. Sianamida Iebih aman dan khususnya efektif pada kultivar-kultivar yang persentase pecahnya mata tunas rendah sekali; perlakuan ini dapat berpengaruh nyata terhadap vitikultur di wilayah tropik. Selama musim hujan sulit memelihara tanaman anggur tetap sehat dan dapat menghasilkan buah yang berkualitas tinggi. Mungkin lebih baik mengorbankan panen selama musim hujan dengan cara pemangkasan yang sangat pendek, misalnya hanya menyisakan satu buku, agar diperoleh pucuk yang sebagian besar tidak produktif. Lagi pula, dengan perlakuan demikian, pengluasan kompleks taji itu diperkecil: Pemangkasan pada awal daur produksi itu ditambah dengan perlakuan penjepitan atau pemo-tongan pucuk yang paling kuat, agar pucuk tetangganya yang kurang kuat dapat mengejarnya; tujuannya agar semua pucuk sama baiknya. Periakuan ini dapat dilaksanakan ketika pucuk diikatkan ke terali. Di wilayah tropik, respon terhadap pemangkasan itu tak dapat diperkirakan, sedangkan penjarangan bunga dan/atau buah merupakan tindakan yang bermanfaat dalam memperbaiki perirnbangan antara pertumbuhan dan pembentukan buah. Kelebatan buah yang berlebihan tidak hanya melemahkan batang, tetapi juga mempunyai efek terhadap kualitas buah (kurang terkumpul gula di dalam buahnya). Selain itu penjarangan buah akan membantu menghasilkaa tandan buah yang lebih terbuka (kurang rentan terhadap penyakit busuk), dengan bentuk yang teratur (lebih mudah dikemas). Penjarangan bunga itu mencakup pembuangan perbungaan teratas pada semua atau sebagian besar pucuk yang memiliki dua atau lebih perbungaan. Rangkaian buah dapat dikurangi buah-buahnya segera s
Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang akar tanaman anggur adalah kutu bengkak akar Phylloxera vitifolia yang dapat diatasi dengan Furadan 3 G. Kutu atau tungau merah Tetranychus sp. dan hama gurem Thrips sp. menyebabkan daun berkeriput melengkung ke bawah. Pada musim kemarau, hama tersebut menyerang hebat pada daun. Insektisida, misalnya Diazinon 0,2% dapat mengatasi serangannya. Pada malam hari, kumbang daun berwarna hitam (Apogonia destructor) mengilat dapat merusak daun anggur. Penyakit yang mengancam adalah cendawan embun tepung Uncinula necator atau Oidium sp., penyakit karat Perenospora sp. atau Phakospora vitis, dan penyakit rotbrenner atau penyakit bakar Pseudopezia tracheiphilla yang menyerang pada musim kemarau yang suhunya dingin dan lembap. Penyakit ini sukar sekali diberantas. Pada musim hujan yang suhunya dingin atau berkabut, penyakit embun tepung menyerang hebat hingga bunga-bunganya sulit berkembang. Hal ini disebabkan semua bagian tanaman yang masih muda, tunas, daun muda, ujung cabang, dan bunga terlutup tepung putih. Hembusan tepung belerang atau semprotan fungisida Benlate 0,2% dapat mengatasi serangan bila belum terlambat.
Panen dan Pasca Panen
Umur panennya antara 100-115 hari sesudah pangkas.Anggur tidak dapat matang setelah dipanen, sehingga hendaknya tidak dipanen sebelum matang. Proses pematangan buah terutama hanya soal meningkatnya kandungan gula dan menurunnya kandungan asam, sehingga nisbah gula : asam merupakan indeks kematangan yang bermanfaat. Warna dan aroma buah dan penampilan tangkai tandan buah (berubah menjadi warna jerami muda) merupakan kriteria kematangan yang subyektif. Dua atau tiga kali pemetikan dengan selang beberapa hari biasanya diperlukan untuk menuntaskan panen. Si pemungut memegang tangkai tandan buah dan memotongnya dengan sebilah pisau atau gunting pada bagian yang dekat dengan titik perlekatannya dengan batang. Sebelum menyimpan tandan buah dalam keranjang atau nampan, si pemungut hendaknya meneliti dahulu dan membuang, buah-buah yang rusak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar