Deskripsi
Kandungan Kira-kira 65% dari keseluruhan buah binjai dapat dimakan. Setiap 100 g bagian yang dapat dimakan mengandung: 86,5 g air, 1 g protein, 0,2 g lemak, 11,9 g karbohidrat (termasuk serat), 0,4 g abu, 0,08 mg tiamina, 0,005 mg ß-karotena, dan 5 8 mg vitamin C. Nilai energinya 200 kJ/100 g. Sari buah yang berwarna putih dari binjai yang masih muda sangat gatal, baik terhadap kulit maupun jika dimakan; pernah digunakan untuk mencederai musuh! Ada pun sari buah kemang tidak pernah melukai kulit. Botani Binjai berperawakan pohon besar, seringkali mempertahankan penampilannya yang menarik, tingginya 30(-45) m, dan batangnya berdiameter 50-80(-120) cm atau lebih. Batangnya berbentuk tugu, tak berakar papan, tajuknya berbentuk kubah dengan percabangan yang rapat; kuiit kayunya berwarna coklat-kelabu, bagian luarnya beralur-alur, mengandung getah yang gatal. Daunnya berbentuk jorong sampai bentuk lanset, mendekati bundar telur sungsang, berukuran (7-)1012(-30) cm x (3-)4--5,5(-10) cm, lembaran sebelah atas berwarna hijau 'medium' dan berkilap, lembaran sebelah bawah lebih pucat warnanya, daun-daun sering bergerombol di ujung ranting, kaku, menjangat, meluncip tumpul atau menumpul; ibu tulang daun tebal, memipih, muncul di lembaran sebelah atas, pangkalnya lambat-laun melanjut; tangkai daun kaku, memipih, panjangnya 1-1,5(-2,5) cm. Malai bunga di ujung ranting, panjangnya 15-25(40) cm, bercabang banyak dengan rakis dan cabang yang kaku, berbunga lebat, bunga berwarna merah jambu pucat; bagian-bagian bunga berbilangan 5, berwarna lila pucat, harum; daun mahkota tinier, panjangnya mencapai 10 mm, tidak terlalu melipat seperti pada sebagian besar bunga mangga lain, hanya sedikit melipat pada bagian atas; benang sari yang fertil hanya seutas, tangkai sari panjangnya 5 mm, pangkalnya berwarna putih, makin ke ujung berwarna lembayung, berisi staminodia sebanyak 4 dan mirip gigi bentuknya; cakramnya sempit, mirip tangkai, panjangnya 1-1,5 mm, berwarna hijau pucat; bakal buahnya berbentuk bulat sadak (obliquely globose), berwarna coklat-kemerahan; tangkai putik nya eksentrik, panjangnya 8 mm, berwarna putih, berubah menjadi ungu setelah bunga mekar.
Buahnya bertipe buah buni yang berbentuk lonjong sampai bulat telur sungsang, pangkalnya berleher, berukuran { 12-15(-20)} cm x {6-7(-12)} cm; kulit buah berwarna kekuningan atau kecoklatan pucat, sangat tipis (1 mm), daging buahnya berwarna keputih-putihan, lembut dan mengandung banyak sari buah, berserat, rasanya asam yang khas, dan setelah matang baunya keras. Varietas 'wani': buahnya berbentuk jorong sampai membulat, berukuran (9-11) cm x (6,5-7) cm, setelah matang berwarna hijua muda berkilap, daging buahnya berwarna putih susu; yang paling unggul hampir tidak berserat dan rasanya manis serta enak sekali; bijinya berbentuk lanset sampai menjorong, berukuran kirakira 7 cm x (3,5-4) cm, tidak memipih, berkulit tipis, endokarpnya tidak mengayu, tersusun atas serat-serat kasar yang teranyam, bersifat monoembrioni.
Manfaat
Buah binjai yang mengandung banyak sari buah dan asam-manis rasanya dapat dimakan dalam keadaan segar setelah buahnya matang. Varietas yang dinamai 'wani', yang terutama dijumpai di Bali, juga di Kalimantan Timur, mirip sekali dengan binjai, tetapi di pasar lokal harganya lebih mahal, karena buahnya enak sekali, banyak mengandung sari buah dan rasanya manis, hampir tidak berserat, dan bau busuknya tidak ada sama sekali. Wani ini baik sekali untuk diolah menjadi es krim sari buah. Binjai seringkali digunakan untuk membuat sambal yang dimakan dengan ikan sungai. Di beberapa daerah, daging buah yang matang dijadikan asinan dan diawetkan dalam garam, dan disimpan dalam botol untuk membuat sambal jika tidak sedang musim buah.
Syarat Tumbuh
Tumbuhnya terbatas pada dataran rendah tropik basah, umumnya di bawah 400 m dpl. (jarang sampai 800 m). Memerlukan curah hujan yang tersebar merata sepanjang tahun. Jenis ini juga tahan terhadap penggenangan, dan pada umumnya di Kalimantan Timur dibudidayakan di pinggir-pinggir sungai yang secara periodik tergenang air.
Pedoman Budidaya
Diperbanyak dengan benih, hal ini merupakan indikasi bahwa agronomi tanaman ini sedikit sekali memperoleh perhatian. Barangkali penyambungan di atas batang bawah yang berasal dari semai dapat dilakukan; terutama melalui pelengkungan batang bawah yang ditumbuhkan pada pot ke salah satu ranting pohon induk. Penyambungan pada M. indica L. telah dicoba tetapi gagal, barangkali karena jenis ini tidak berkerabat dekat dengannya. Tanaman yang dewasa memerlukan lahan yang luas, tiap jalur 12-16 m.
Pemeliharaan
Tak ada hal yang khusus diterbitkan mengenai pemeliharaannya.
Hama dan Penyakit
--
Panen dan Pasca Panen
Pohon binjai berbunga lebat sekali dan pohonnya yang dewasa dapat menghasilkan ribuan butir buah. Buahnya matang tiga bulan setelah bunga mekar. Di Kalimantan Timur, buah binjai matang bertepatan dengan musim hujan, dari bulan November sampai Maret; pembungaannya antara Oktober dan Desember. Pohon binjai di Sabah berbunga antara Februari dan April, buahnya matang dari bulan Agustus sampai Oktober. Buah yang matang hendaknya ditangani dengan hati-hati, karena lembek dan penuh dengan sari buah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar