Deskripsi
Sesuai
dengan namanya, jeruk ini berasal dari Bali. Buahnya berbentuk bulat
dengan bagian atas agak meruncing dan bagian bawah mendatar. Ukuran
buahnya tidak begitu besar dibanding jeruk besar lainnya. Kulit buah
bagian luar berwarna hijau saat muda dan setelah tua berubah menjadi
kekuning-kuningan. Keadaari kulitnya lebih tipis dibanding jeruk
lainnya. Daging buahnya berwarna merah muda dengan rasa manis,
teksturnya halus, dan berair banyak. Daging buahnya sangat rapat satu
dengan lainnya. Jumlah bijinya sedikit, bahkan ada yang tidak berbiji
sama sekali. umumnya tinggi pohon antara 515 m. Tajuk pohon agak rendah
dan melebar dengan percabangan tidak teratur. Ujung percabangan biasanya
merunduk. Garis tengah batang antara 10-30 cm. Kulit batang agak tebal
dan berwarna cokelat kekuningan. Seperti spesies jeruk lainnya, cabang
dan ran
ting jeruk besar pun bersudut saat masih muda dan membulat saat
tua. Keadaan batangnya ada yang berduri dan ada yang tidak berduri.
Namun, biasanya duri tersebut ada pada tanaman yang berasal biji dan
masih muda. Setelah dewasa duri-duri tersebut biasanya hilang. Daun
tanaman ini berwarna hijau kuning agak suram dan berbulu. Akan tetapi,
daun yang masih muda kebanyakan tidak berbulu. Bentuknya bulat telur
dengan ujung tumpul dan letaknya terpencar-pencar. Tepi daun agak rata,
tetapi dekat ujungnya agak berombak. Tangkai daun bersayap lebar
berwarna hijau kekuningan. Bunga jeruk besar berupa bunga majemuk atau
bunga tunggal yang bertandan. Bentuknya agak besar dan berbau harum.
Kelopak bunga membentuk lonceng dengan tajuk berjumlah 4-5.
Benangsarinya tegak dan berberkas 4-5, jumlahnya 25-35. Bakal buah
berbentuk bulat kerucut dengan jumlah biasanya dua buah.
|
Manfaat
Daging
buah jeruk bali yang segar serta banyak mengandung air dimakan langsung
setelah dikupas dengan tangan atau dicampur dalam rujak; kadang-kadang
sari buahnya diekstrak. Bagian dalam kulit buah yang berwarna putih
dapat dijadikan manisan setelah dibuang bagian kulit luarnya yang banyak
mengandung kelenjar minyak. Di Vietnam, bunganya yang harum digunakan
untuk membuat parfum. Kayunya dimanfaatkan untuk gagang perkakas. Pohon
jeruk bali yang kualitas buahnya rendah pun masih tetap dipelihara untuk
dimanfaatkan daun, bunga, buah, dan bijinya untuk obat batuk, demam,
dan gangguan pencernaan.
|
Syarat Tumbuh
Jeruk
dapat tumbuh di sembarang tempat. Namun, tanaman ini akan memberikan
hasil optimum bila ditanam di lokasi yang sesuai. Ketinggian tempat yang
sesuai untuk tanaman ini yaitu dataran rendah sampai 700 m di atas
permukaan laut. Sedangkan yang ditanam di atas ketinggian tersebut rasa
buahnya lebih asam. Suhu optimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya
berkisar antara 25-30° C. Sedangkan sinar matahari harus penuh agar
produksinya optimum. Tanah yang disukai tanaman jeruk ialah jenis tanah
gembur, porous, dan subur. Kedalaman air tanahnya tidak lebih dari 1,5 m
pada musim kemarau dan tidak boleh kurang dari 0,5 m pada musim hujan.
Tanah tidak boleh tergenang air karena akar akan mudah terserang
penyakit. Tanah yang baik untuk tanaman jeruk harus ber-pH 5-6. Curah
hujannya yang cocok berkisar antara 1.000-1.200 mm per tahun dengan
kelembapan udara 50-85%.
|
Pedoman Budidaya
Walaupun
banyak pohon jeruk bali yang dipelihara di pekarangan, ditumbuhkan dari
benih, cara perbanyakan yang umum di Asia Tenggara adalah melalui
cangkokan. Jika tersedia pohon induk yang bersertifikat bebas virus,
dianjurkan cara perbanyakan melalui sambungan. Semai jeruk bali yang
populasinya cukup seragam dapat digunakan sebagai batang bawah. Di
Filipina, penyambungan bertameng (shield budding) telah menjadi cara
perbanyakan baku, dengan menggunakan batang bawah 'calamandarin' (yang
dianggap sebagai silangan antara 'calamondin' dan 'mandarin'). Jarak
tanamnya (8-10) m x (6-8) m, bergantung kepada vigor tanaman dan kepada
baik-tidaknya pengolahan lahan; tanaman baru ini dinaungi dan disiram
berkali-kali sampai tumbuh secara mapan. Bahan perbanyakan ini dipotong
lagi, jika ternyata tidak tumbuh akar.
|
Pemeliharaan
Di
Asia Tenggara, jeruk bali dipelihara di pekarangan atau di kebun jeruk
yang ditumpangsarikan atau monokultur, contoh yang terakhir ini dijumpai
di Thailand dan Filipina. Pencampuran berbagai jenis jeruk akan
menyulitkan perlindungan tanaman di kebun jeruk. Pisang sebagai tanaman
tumpang sari dapat menjadi penahan angin, naungan, dan sumber
penghasilan awal. DI Thailand, pohon pinang (Areca catechu) juga
dijumpai sebagai tanaman tumpang sari, atau sebagai tanaman pinggiran,
sepanjang selokan, yang di lahan itu jeruknya sendiri ditanam pada
guludan yang ditinggikan (di Provinsi Nakhon Prathom). Tanaman jeruk
yang masih muda dipangkas dengan disisakan 3 cabang kerangka utama, yang
terbawah berjarak 30-40 cm dari permukaan tanah. Pohon jeruk bali ini
juga memerlukan pemangkasan lagi pada tahun-tahun berikutnya agar bagian
dalam pohon dapat terbuka, untuk meyakinkan agar buahbuah yang berada
di cabang-cabang yang menjuntai tidak akan menyentuh permukaan tanah;
pemangkasan ini juga dimaksudkan untuk membuang cabang-cabang yang mati.
Pohon yang berbuah baik hendaknya ditunjang oleh tiang bambu. Tanaman
penutup tanah pada tahap tertentu dapat menekan gulma, tetapi pada musim
hujan gulma itu perlu dibabat; pada awal musim kemarau, kebun jeruk itu
dibajak atau disemprot dengan herbisida. Pemberian mulsa di bawah pohon
jeruk menggunakan jerami atau bahan lain dianjurkan sekali untuk
mempertahankan pertumbuhan akar yang berada di tanah lapisan atas.
Pengairan penting sejak sebelum pohon berbunga sampai setelah buah
dipanen, sebagai pengganti air hujan. Selama periode kering berikutnya,
pengairan dihentikan sampai pohon itu memperlihatkan tanda-tanda layu.
Hal ini biasanya dilakukan untuk memaksa pembungaan awal dengan cara
mengairi tanaman yang layu, asalkan pasokan air itu dapat dijamin
kelangsungannya sampai musim hujan mulai lagi. Memaksa pohon untuk
memajukan panen ada kejelekannya, yaitu sutit untuk mempertahankan
pertumbuhan pucuk baru dan pembungaan pada bulan-bulan panas dan kering
setelah jatuhnya hujan kembali. Kebutuhan pemupukan untuk jeruk pada
umumnya berlaku pula untuk jeruk bali, mencakup perhatian terhadap
magnesium dan hara renik (Zn, Mn, Cu, dan B). Pemupukan dengan pupuk
kandang setahun sekali atau dua tahun sekali akan menjadi dasar yang
balk. Di Nakhom Prathom (Thailand), petani jeruk dianjurkan untuk
memupuk sebanyak 5 kg NPK (16-16-16) per pohon per tahun dengan
pemberian dua bulan sekali, dan pemupukan daun pada setiap habis
munculnya daun secara serempak. Pada pemupukan terakhir sebelum dipanen,
NPK (13-13-21) yang kaya akan kalium digunakan untuk memperbaiki rasa
buah. Di berbagai tempat dianjurkan pemupukan sebanyak 2 kali, yaitu
yang pertama sebelum berbunga dan yang kedua 4-6 bulan kemudian.
|
Hama dan Penyakit
Jeruk
bali terutama rentan terhadap kanker bakteri, juga pada buah setelah
ditusuk oleh lalat buah. Penyemprotan berulang-ulang dengan fungisida
tembaga di Thailand tidak memberikan hasil pemberantasan yang memadai.
Penyakit busuk akar, 'gummosis' di pangkal batang, dan busuk coklat pada
buah, kesemuanya ini disebabkan oleh jamur Phytophthora, tampaknya
memperpendek umur sebagian besar pohon jeruk bali di Asia Tenggara,
walaupun jeruk ini tidak digolongkan sangat rentan. Semua hama jeruk
tampaknya menyerang jeruk bali, termasuk penggerek daun yang berbahaya,
Phyllocnistis citrella (di Jawa dianjurkan untuk melindungi potion muda
dengan kelambu!), ulat pemakan daun, ulat penggerek buah (Citripestis
sp.), kutu perisai merah, lalat buah, nematoda, dan tikus. Panen Kulit
buah yang kusam pada saat buah masih muda akan menjadi cerah setelah
matang, karena kelenjar-kelenjar minyak di kulit itu menjadi lebih
kentara dan lebih berkilap. Perubahan ini berawal di ujung buah; jika
berlanjut ke arah tangkainya, buah itu akan mencapai rasa enak yang
sempurna dan siaplah untuk dipetik.
|
Panen dan Pasca Panen
Pada
buah yang terlampau matang kantung airnya (daging buah) akan menjadi
kasar dan kering (seperti nasi mentah). Buah yang dipetik pada saat awal
pematangan sedikit memperbaiki keadaaan selama penyimpanan (1-2 bulan),
dan cocok untuk dikirim ke pasar yang jauh. Dengan adanya kulit buah
yang tebal, buah jeruk bali dapat dikapalkan melintasi lautan tanpa
perlu disimpan dl dalam ruang berpendingin.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar