Jumat, 30 Mei 2014

duet putih

Duwet Putih yang Langka
Kulit dan daging buahnya berwarna putih. Rasanya manis tanpa sepat. Konon ia merupakan tanaman langka, dan banyak dicari untuk dijadikan obat.
Kasno, adalah salah satu penangkar bibit tanaman buah-buahan di Sragen juga menanam tanaman buah ini. Adanya Java plum berwarna putih ini sempat membuat heran para peserta. Pasanya, duwet(Eugenia cumini) atau jamblang yang sering dijumpai hanyalah duwet hitam yang berwarna ungu tua kehitaman. “Rasanya tidak sepat dan lebih manis dibanding duwet biasa,” jelas Kasno.
Tanaman Langka
Buah duwet Kasno berbentuk lonjong dengan ukuran sekitar 2 cm, tidak berbeda dengan duwet biasa. Menurut Kasno, duwet putih itu dipanen dari pohon di kebunnya. Saat ini bibit tanamannya banyak dipesan orang. “Selain karena langka, konon dia juga merupakan tanaman obat,” kata Kasno lagi.
Tinggi tanamannya hanya sekitar 4 meter saja, walau menurut Kasno, tanaman duwet putih dapat mencapai tinggi 12 meter. Daunnya berbentuk bulat telur, bertepi rata, dan tebal di kedua sisinya. Bunganya kecil, berwarna putih kotor. Malai bunga muncul pada cabang yang daunnya telah gugur, secara soliter atau berkelompok. Tiap malai terdiri dari banyak bunga, dan pada bagian ujung umumnya ada 3 kuntum.
Cocok di Semua Jenis Tanah
Henny Guntur seorang kolektor tanaman langka di Jakarta juga menanam duwet ini, sebab tanaman duwet ini memang cocok ditanam pada jenis tanah apapun di daerah dataran rendah, kurang dari 500 m dpl. Di tanah yang mengandung kapur, bahkan di tanah jelek sekalipun ia masih dapat tumbuh baik.
Duwet putih yang dimiliki Henny Guntur hanya satu pohon, tingginya sekitar 4 meter. Ia memperolehnya dari seorang teman di Solo. “Saya tertarik mengoleksi karena buahnya aneh, berwarna putih,” ungkap Henny. Menurutnya, duwet seperti itu saat ini jarang ada, bahkan hampir punah.
Awalnya Henny Guntur memperoleh 3 bibit asal biji, yang ditanam dalam polibag. Di Jakarta bibit itu dipindah ke pot dan diletakkan di tempat agak teduh, terlindung dari sengatan sinar matahari langsung. Tujuannya supaya tanaman dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Enam bulan kemudian barulah tanaman dipindah ke tempat yang terkena cahaya matahari langsung, tetapi masih tetap di dalam pot. Tanaman di dalam pot ini dipupuk sebulan sekali dengan pupuk kandang dan NPK. Setelah tingginya satu meter, tanaman ditanam permanen di tanah dan di tempat terbuka.
Dipupuk dan Dipangkas

Buah Duwet (Juwet) Putih
Sebelum ditanam permanen, lebih dulu disiapkan lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang dan zat antirayap. Pembuatan lubang tanam sama dengan tanaman buah lainnya. Selanjutnya 4 -6 bulan sekali tanaman diberi pupuk kandang dan ZPT untuk merangsang pertumbuhan. Tidak ketinggalan sebulan sekali juga disemprot zat antihama, untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Menjelang berbunga, kira-kira umur 4 tahun, ditambahkan pupuk NPK (15 – 15 – 15) dengan dosis secukupnya. Selain itu enam bulan sekali juga diberikan zat antirayap.
Pupuk diberikan dengan cara membuat alur di sekeliling tanaman. Pupuk disebar merata, lalu ditutup dengan tanah. Agar tetap gembur, tanah di sekitar tanaman juga perlu didangir secara rutin. Dua tahun sekali dilakukan pemangkasan cabang-cabang yang kira-kira tidak diperlukan, bentuknya kurang bagus atau lemah. “Cabang-cabang di bagian bawah juga dipangkas, karena saya menginginkan tanaman tumbuh tinggi, kata Henny. Dengan pemangkasan ini diharapkan akan tumbuh tunas-tunas baru yang lebih baik dan sehat. Dengan perawatan yang baik, duwet putih akan tumbuh subur dan bebas hama penyakit. Tanaman yang berasal dari biji akan berbuah setelah berumur 5 -6 tahun. Selain buahnya dapat dimakan, kulit biji duwet puih ini juga diyakini sebagai obat kencing manis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar