Sabtu, 26 November 2011

ASPARAGUS



Deskripsi
  • Sayuran ini merupakan tanaman berumah dua. Artinya, tanaman ini ada yang jantan dan ada yang betina. Asparagus berasal dan banyak ditanam di Amerika, khususnya Amerika Utara, antara lain Lembah California, Sacramento, New Jersey, Carolina Selatan, dan Illinois. 
  • Rebung asparagus yang diambil sebagai sayuran adalah rebung yang besar berwarna putih , lunak, dan gemuk.
Manfaat
Ø Biasanya rebung digunakan. sebagai sayuran segar atau makanan dalam kaleng
Syarat tumbuh
  • Lahan yang dibutuhkan oleh sayuran asparagus adalah dataran tinggi dengan ketinggian 600 – 900 m dpl. Asparagus dapat tumbuh optimal pada suhu antara 15 – 25 C dengan curah hujan yang cukup banyak dan merata sepanjang tahun, yaitu berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun. 
  • Oleh karena itu, syarat utama lahan harus dataran tinggi, berhawa sejuk, dan dekat sumber air agar kebutuhan air di musim kemarau tercukupi. Areal dengan kondisi seperti di atas jarang ditemukan di Indonesia. Asparagus dapat tumbuh pada tanah podsolik merah kuning, latosol, maupun andosol. 
  • Asparagus lebih menyukai tanah yang agak berpasir dan berlapisan tanah olah yang tebal. Perlu diingat, asparagus tidak suka tanah yang berdrainase buruk dan banyak liat. 
  • Sedangkan pH yang diinginkan adalah 6-6,5 karena ia tidak toleran terhadap tanah yang bereaksi masam. Sebaiknya tanah itu mengandung banyak bahan organik.
cara budidaya
  • Lahan yang dibutuhkan oleh sayuran asparagus adalah dataran tinggi dengan ketinggian 600 – 900 m dpl. Asparagus dapat tumbuh optimal pada suhu antara 15 – 25 C dengan curah hujan yang cukup banyak dan merata sepanjang tahun, yaitu berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun. 
  • Oleh karena itu, syarat utama lahan harus dataran tinggi, berhawa sejuk, dan dekat sumber air agar kebutuhan air di musim kemarau tercukupi. Areal dengan kondisi seperti di atas jarang ditemukan di Indonesia. Asparagus dapat tumbuh pada tanah podsolik merah kuning, latosol, maupun andosol. 
  • Asparagus lebih menyukai tanah yang agak berpasir dan berlapisan tanah olah yang tebal. Perlu diingat, asparagus tidak suka tanah yang berdrainase buruk dan banyak liat. 
  • Sedangkan pH yang diinginkan adalah 6-6,5 karena ia tidak toleran terhadap tanah yang bereaksi masam. Sebaiknya tanah itu mengandung banyak bahan organik.
Perawatan
  •  PEMELIHARAAN PERSEMAIAN DILAKUKAN DENGAN CARA : penyiraman pada pagi dan sore hari, terutama bila tanah cukup kering, penjarangan benih yang terlalu rapat tumbuhnya, penjarangan atap pelindung sesuai dengan pertumbuhan bibit sampai kemudian atap diangkat pada saat seminggu sebelum tanam, penjagaan bibit dari serangan hama dan penyakit, serta pemupukan dengan pupuk kandang dan Urea/ZA serta TS/DS. Pupuk kandang sebaiknya dicampur bersama tanah dan pasir. Bila digunakan Urea/ZA, sebelum benih disebar, perlu diberi jarak waktu antara saat penambahan pupuk dengan penyebaran biji, yaitu sekitar 5-7 hari. Kebutuhan pupuk saat benih di persemaian adalah sekitar 10 g/tanaman untuk Urea atau 15 g/ tanaman untuk ZA dan 10 g/tanaman untuk TS atau DS. 
  • PENANAMAN : Sebelum penanaman, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang dimasukkan dalam alur/parit kemudian dicampur bersama tanah. Kebutuhan pupuk kandang berkisar 5-10 ton setiap ha. Bibit asparagus yang akan ditanam adalah bibit yang telah mencapai tinggi minimal 30 cm atau berumur kira-kira 6-8 bulan. Bibit itu dibongkar dari persemaian secara hati-hati agar akarnya tidak banyak terbuang. Selanjutnya bibit diletakkan pada cemplongan (parit), kemudian ditimbun dengan tanah bekas galian. Jarak tanam asparagus adalah sekitar 50-60 cm bila jarak antaralur 75-90 cm. Sedangkan bila jarak antaralur 105-110 cm, maka jarak antartanaman dalam baris sekitar 35-45 cm. Dengan jarak itu, jumlah asparagus yang dapat ditanam dapat mencapai 20.000-25.000 pohon dalam satu ha.
  • Pemeliharaan : Pembumbunan dilakukan setiap sebulan sekali, atau tergantung banyak sedikitnya rumput (herba) yang mengganggu atau banyak sedikitnya hujan. Selain itu, dilakukan pula penjarangan dengan cara membuang tanaman yang sudah tua atau kering sehingga hanya terdiri dari 3 atau 4 tanaman. Bersamaan dengan pembumbunan, sebaiknya dilakukan pula penyiangan dan pemupukan. Pemupukan dengan Urea/ZA dilakukan setiap 14-21 hari sejak bibit mulai tumbuh dan jumlahnya disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan. Pemupukan dengan pupuk kandang/kompos dapat diulangi setiap 4-5 bulan sekali. Pemakaian pupuk K dapat digunakan setiap 6 atau 8 minggu selama musim
Hama, penyakit dan penanggulangan
  • Asparagus tidak terserang hama dan penyakit yang banyak. Salah satu penyakit yang sering menyerangnya adalah penyakit bercak daun. Penyakit ini menyerang daun sehingga mengakibatkan daun menjadi berbercak-bercak kekuningan sampai merah kecokelatan. 
  • Penyebab penyakit ini adalah sebangsa jamur (fungi). Pemberantasan atau pencegahan meluasnya penyakit ini adalah dengan penyemprotan fungisida yang mengandung bahan dasar tembaga, antara lain bubur bordo, bubur burgundy, dan insoluble coppers.
Panen dan pasca panen
  1. PEMANENAN 
  • Panen rebung asparagus di daerah tropis lebih cepat dilakukan dibandingkan pada daerah subtropis. Di daerah tropis, panen pertama kali sudah dapat dilakukan saat tanaman berumur 8 -10 bulan sesudah penanaman. Dalam pemanenan ini, perlu diperhatikan mutu yang akan dihasilkan, yaitu harus sesuai dengan tujuan pemasarannya. Ada tiga mutu asparagus yang sering ditemukan di pasaran, yaitu mutu I, mutu II, dan mutu III. Untuk memperoleh asparagus mutu I, perlu ketelitian dan ketekunan mengamati ujung rebung yang akan muncul di atas tanah pada pagi hari. Pengamatan sebaiknya dilakukan sejak sore hari dengan jalan membuka-buka tanaman dan memberinya tanda bila terlihat ada rebung yang akan muncul. 
  • Kemudian tanah di sekitarnya ditimbuni tanah kembali sampai saat pemetikan dilakukan. Apabila panen terlambat satu atau dua hari, maka yang dihasilkan adalah rebung mutu II. Sedangkan rebung mutu III adalah rebung yang dipanen setelah dibiarkan lebih dari tiga hari dari saat muncul di permukaan tanah. 
  • Di samping tiga mutu rebung di atas, ada juga rebung asparagus afkiran. Biasanya rebung yang demikian dipanen setelah tumbuh 15 cm di atas permukaan tanah. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari bersinar terik. Panen saat matahari terik akan menurunkan mutu rebung. Sedangkan rebung yang dipanen pada sore hari direndam dulu dengan air dingin agar pada pagi hari mutunya masih bisa bertahan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar