Deskripsi | - Kandungan Bagian yang dapat dimakan dari Bacang merupakan 65% dari bobot buah. Setiap 100 g bagian daging buah yang dapat dimakan berisi: 72,5 g air, 1,4 g protein, 25,4 g karbohidrat, 21 mg kalsium, 15 mg fosfor, 0,03 mg tiamina, ß-karotena setara dengan 0,218 g, dan 56 mg vitamin C.
- Botani Berperawakan pohon, tingginya sampai 30-35 m, batangnya lurus, tanpa akar papan, kulit kayunya berwarna coklat muda sampai coklat-kelabu tua, beralur dangkal dengan kambi-kambi yang pipih melebar, mengandung getah yang berwarna keputihan dan gatal, setelah keluar berubah menjadi hitam; tajuknya rapat, perdaunannya berwarna hijau tua, cabangcabangnya pejal.
- Daunnya berbentuk lonjongjorong sampai jorong melebar, kadang-kadang lanset sungsang, berukuran (15-40) cm x (915) cm, menjangat dan kaku, lembaran sebelah atas berwarna hijau tua, lembaran sebelah bawah hijau cerah, ujung daun agak lancip, kadangkadang membulat atau sedikit berujung cabik (emarginate); pangkal daun berbentuk pasak atau tirus, kurang-lebih berlukup (hullate) antar-peruratan; tangkai daun panjangnya 1,5-8 cm, kaku, pangkalnya menggembung sekali. Malai berada agak di ujung, tegak, berbentuk piramid, panjangnya 10-40 cm, bercabang jarang-jarang, berbunga agak lebat; bunganya berwarna merahjambu sampai kemerahan tua, poros perbungaan kaku, berwarna merah tua sampai merah tembaga; bagian-bagian bunga berbilangan 5, tidak berbau; daun kelopak bundar telur sungsang sampai berbentuk lanset, panjangnya 4-5 mm; daun mahkota berbentuk lanset menyempit, berukuran (6-9) mm x (1,5-2,5) mm, pangkalnya berwarna merah jambu sampai kemerahan pucat, makin ke arah ujung berubah warna menjadi kuning pucat, melipat ke belakang; benang sari 5 utas, dan 1(-2) utas fertil; tangkai putik panjangnya kira-kira 8 mm, berwarna lembayung kemerah-jambuan, kepala sarinya berwarna ungu gelap, kepala-kepala sari lainnya berukuran lebih kecil, tangkai sarinya bersatu di pangkalnya; bakal buahnya agak bulat, berwarna kuning, tangkai putiknya tidak sepusat, berwarna putih, panjangnya 6-7 mm. Buahnya bervariasi ukuran dan bentuknya, bertipe buah batu yang berbentuk lonjong-bulat telur miring atau hampir bulat, berukuran {9-14(-16)} cm x {7-12} cm, berwarna hijau lumut tua-kotor, atau hijau kekuning-kuningan, berkulit licin, kusam, memiliki lentisel-lentisel yang berwarna coklat, ‘hidungnya’ mengecil menjadi satu bintik atau agak menonjol, jarang menonjol sekali, kulitnya kira-kira 5 mm tebalnya; daging buahnya berwarna kuning-jingga pucat atau kuning, berserat, berisi banyak sari buah, memiliki bau yang menyengat dan rasanya mirip terpentin kalau matang betul: Batok biji montok, berukuran kira-kira 6 cm x 5 cm x 3 cm, berserat kasar; bijinya monoembrioni. Penduduk setempat mengenal berbagai varietas.
- Yang buahnya kecil, bentuknya hampir bulat (contohnya ‘limus piit’ di Jawa Barat) secara konsisten dibedakan dari yang berbuah besar dan bentuknya lebih lonjong, yang umum dijual di pasar di Malaysia. Ada pula varietas lain yang buahnya besar, bentuknya lonjong, teristimewa hampir tidak berserat dan teksturnya lebih halus. Di Jawa Barat disebut ‘limus tipung’ (tipung = tepung, mengacu kepada tekstur daging buahnya yang halus). Suatu varietas yang mirip (‘asem linggau’) dijumpai di Kalimantan Timur, dan memiliki daging buah lebih banyak, karena tidak berbiji. Keanekaragaman sifat buah telah tercatat di Kalimantan, terutama di Kalimantan Selatan. Suatu varietas yang istimewa yang umum dijumpai di pasar-pasar di Sarawak ialah yang daging buah mentahnya berwarna kuning tua.
|
Manfaat | Buah bacang yang segar mengandung getah yang gatal, yang dapat menyebabkan bibir dan mulut bengkak. Pada saat matang, getah itu berada terbatas pada kulit buah, sehingga buah bacang yang matang dapat dimakan dalam keadaan segar, kalau dikupas cukup tebal kulitnya.Bacang tergolong buah yang cukup lezat, kecuali baunya yang mirip terpentin dan rasanya yang kadang-kadang mirip durian, tetapi umumnya tidak dinilai sebagai buah meja. Buah bacang yang mentah, setelah dikupas dan direndam dalam air garam kemudian diiris-iris digunakan sebagai bahan campuran rujak dan asinan. di Kalimantan, terutama di Kalimantan Timur, buah bacang biasa menggantikan buah asam sebagai bumbu pengasam dalam membuat sambal. Di Malaysia, buah bacang digunakan dalam pembuatan ‘chutneys’, juga asinan. Daunnya dilaporkan sebagai obat penurun demam dan bijinya digunakan untuk mengobati penyakit jamur (trichophylosif), kudis, dan eksim. Orang Asli Semenanjung Malaysia dilaporkan memanfaatkan getah bacang untuk memperdalam gambar tato. Kayunya tidak tahan lama, tetapi cocok untuk membuat konstruksi dalam rumah yang ringan-ringan. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar