EDAMAME
Family Fabaceae
Family Fabaceae
Deskripsi
Edamame merupakan kedelai asal Jepang yang sangat dikenal. Bentuk
tanamannya lebih besar dari kedelai biasa, begitu pula biji dan
polongnya. Warna kulit polong bervariasi dari hitam, hijau, atau kuning.
Manfaat
Biasanya orang Jepang merebus polongnya yang muda sebagai cemilan saat minum sake.
Syarat Tumbuh
Sama halnya dengan kedelai biasa, kedelai jepang ini pun memerlukan
hawa yang cukup panas dengan curah hujan yang relatif tinggi. Sehingga
jenis ini cocok bila ditanam di Indonesia yang beriklim tropis. Pada
umumnya, pertumbuhan tanaman akan balk pada tanah yang berketinggian
tidak lebih dari 500 m dpl. Dengan drainase dan aerasi yang baik,
edamame dapat tumbuh baik pada tanah-tanah alluvial, regosol, grumosol,
latosol, dan andosol. Selain itu, ia menghendaki tanah yang subur,
gembur, dan kaya bahan organik. Keasamaan tanah (pH) yang cocok untuknya
berkisar antara 5,8-7,0. Tanah yang terlalu asam akan menghambat
pertumbuhan bintil akar dan proses nitrifikasi. Sebagai indikator yang
paling mudah adalah jagung. Bila tanah itu baik untuk jagung, maka baik
pula untuk jenis kedelai ini.
Pedoman Budidaya
PENANAMAN Benih edamame bisa langsung ditanam tanpa penyemaian.
Kebutuhan benih untuk 1 ha pertanaman adalah sekitar 720 g. Sebelum
disemaikan, sebaiknya benih itu ditulari (inokulan) dulu dengan bakteri
bintil akar, terutama kalau tanah yang akan diolah belum pernah ditanami
kedelai. Inokulan dilakukan dengan cara benih edamame dicampur dengan
tanah bekas tanaman kedelai yang subur dengan perbandingan 1:40. Bila
tanah bekas tanaman kedelai susah didapat, bisa digunakan inokulan yang
telah jadi yang banyak dijual di tempat pembelian saprotan (sarana
produksi pertanian). Tanah diolah sampai menjadi gembur. Kemudian tanah
itu dibuat bedengan berukuran 10 x 2 m dan parit di antara bedengan
sebagai saluran pembuangan air. Dua hari kemudian, lahan diberi pupuk DS
sebanyak 20 g/m². Selanjutnya benih ditanam dengan cara ditugal di atas
bedengan yang sudah disiapkan dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Tiap
lubang tugalan diisi tiga benih. Kemudian dilakukan penyiraman
secukupnya pada lubang tugalan dan tanah di sekitarnya hingga terlihat
lembab.
Pemeliharaan
Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali seminggu karena tanaman
edamame memerlukan banyak air, terutama saat pertumbuhan. Bila cuaca
terlalu kering, maka frekuensi penyiraman perlu ditambah. Pemupukan
dilakukan tiga minggu setelah tanam bersamaan dengan penyiangan. Pupuk
yang digunakan antara lain Urea sebanyak 50 -100 kg/ha, PZOS sebanyak 45
– 90 kg/ha, dan K20 sebanyak 25-50 kg/ha atau ZK sebanyak 50-100 kg/ha.
Urea berguna untuk merangsang aktifnya bintil akar.
Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman ini sama dengan yang
menyerang kedelai biasa, antara lain sebagai berikut. Penyakit karat:
Gejala penyakit ini adalah timbulnya bintik-bintik cokelat terutama di
bagian bawah daun. Tepung sari akan bertaburan bila disentuh sehingga
mengurangi penyerbukan. Pada serangan yang berat, polong banyak yang
tidak terisi penuh. Penyebab penyakit ini adalah cendawan Phakopspora
pachhyrhizi. Pencegahannya dapat dilakukan dengan cara penggunaan
varietas yang tahan terhadap serangan penyakit ini. Sedangkan
pengendaliannya dilakukan dengan penggunaan fungisida Dithane atau
Benlate dengan dosis 2 g/liter, terutama diberikan saat serangan belum
terlalu berat. Penyakit bercak daun: Gejalanya hampir sama dengan
penyakit karat, hanya saja bercaknya agak kuning dan terdapat warna
merah kecokelatan di tengah bercak. Pada serangan berat, bercak-bercak
menggabung/ membesar sehingga menyerupai daun yang mati. Penyebab
penyakit ini adalah bakteri Xanthomonas phaseoli. Pengendalian dan
pencegahannya sama seperti pada penyakit karat. Penyakit busuk batang:
Gejalanya ditandai dengan busuknya batang, terutama pada tanaman muda,
yang diikuti dengan kematian. Apabila kelembapan terlalu tinggi,
serangan penyakit menjadi semakin hebat sehingga meyebabkan biji gagal
berkecambah. Penyebabnya adalah sejenis cendawan Phytium sp.
Pengendaliannya dilakukan dengan penggunaan fungisida Dithane atau
Benlate berdosis 2 g/liter. Penyakit mosaik : Penyakit ini disebabkan
oleh virus mozaik kedelai (SMV) yang ditularkan oleh vektor Aphis
glicines atau melalui cairan tanaman dan biji. Pengendaliannya dilakukan
dengan cara menghindari penggunaan benih dari tanaman yang telah
terinfeksi dan memberantas vektornya dengan insektisida. Hama kumbang
daun kedelai (Phaedonia inclusa): Larva dan kumbang dewasa menyerang
hampir semua bagian tanaman edamame (kedelai), terutama yang masih muda.
Serangannya sering dijumpai pada pagi dan sore hari. Siklus hidup
kumbang ini adalah 20-21 hari. Sehingga dalam satu kali musim tanam,
edamame dapat diserang oleh 2-3 generasi kumbang: Pemberantasannya
adalah dengan menyemprotkan Azodrin Karphos dan Tamaron berkonsentrasi
sekitar 1-2 cc/liter, tergantung umur tanaman. Lalat bibit (Agromiza
phaseolr): Serangannya ditandai dengan adanya bercak-bercak pada keping
biji atau daun pertama tanaman muda. Selanjutnya larva lalat ini
menyerang pangkal batang dan pangkal akar sehingga daun menjadi layu,
menguning, kemudian mati. Jika tanaman yang terserang dicabut, akan
terlihat larva pupa, atau kulit pupa di antara batang atau akar dan
kulit. Pengendalian serangan dilakukan dengan menyemprotkan Azodrin,
Surecide, Tamaron, Karphos, dan Furadan berkonsentrasi 1-2 cc/liter.
Insektisida ini disemprotkan seminggu setelah tanam sampai tanaman
berumur sebulan dengan selang seminggu setiap penyemprotan. Apabila
menggunakan Furadan, harus diberikan pada saat tanam dengan dosis 2 – 3
butir per lubang tanaman. Kepik polong (Riptortus linearis): Serangannya
ditandai dengan mengempisnya polong karena imago dan nymphanya mengisap
dan merusak polong. Pengendalian serangan dilakukan dengan
menyemprotkan Bayrusil ber-dosis 1- 2 cc/liter. Kepik hijau (Nezara
viridula): Serangannya ditandai dengan mengempisnya polong karena imago
dan nymphanya juga mengisap polong dengan jalan menusuk. Perbedaannya
dengan kepik polong adalah warna kepik ini hijau. Pengendalian serangan
dilakukan dengan menyemprotkan Azodrin berdosis 1- 2 cc/liter. Ulat
prodenia (Prodenia litura): Serangannya ditandai dengan keroposnya
jaringan epidermis tanaman. Daun geripis karena dimakan oleh larva ulat
dewasa. Pengendalian serangan dengan insektisida akan lebih efektif
dilakukan pada pagi atau sore saat ulat ini aktif. Atau, disemprotkan
dari bawah ke atas karena ulat ini bersembunyi di permukaan daun bagian
bawah. Penggerek polong kedelai (Etiella zinckenela): Serangannya
ditandai dengan berlubangnya polong karena larvanya melubangi, masuk,
dan tinggal di dalam polong. Pengendalian serangan dilakukan dengan
mengg
Panen dan Pasca Panen
Edamame dapat dipanen pertama kali saat berumur 45 hari, tergantung
varietasnya. Kalau lebih tua lagi, hasilnya tidak disukai konsumen.
Pemanenan tidak dapat dilakukan serentak karena harus diseleksi. Polong
yang akan dipetik adalah yang sudah siap dikonsumsi. Bijinya harus
kelihatan bernas, tetapi warnanya belum kekuningan dan rambutnya belum
banyak. Biasanya yang dipilih hanyalah polong yang berisi tiga biji dan
tonjolan biji pada polong terlihat besar. Panen terus berlanjut hingga
umurnya sekitar 65 hari.
Saya Arief sedang mengembangkan benih Edamame. Jika ada petani/pengembang yang ingin mencoba untuk budidaya Edamame silahkan hub. saya via Telp./SMS di 081336954040; 085885333595 atau via
BalasHapusEmail ariefsukir@yahoo.co.id. Saya akan membantu informasi berkaitan dengan cara / budidaya Edamame. Tq
Dalam Pengembangan budidaya Edamame sama halnya dengan budidaya kedelai biasa, hanya saja untuk budidaya Edamame, pengolahan lahan harus optimal dan penanamannya bibuat bedengan/guludan. Di Indonesia kedelai jepang ini dapat dikembangkan baik di dataran rendah maupun didataran tinggi. Edamame memerlukan hawa yang cukup panas dengan curah hujan yang relatif tinggi. Sehingga jenis ini cocok bila ditanam di Indonesia yang beriklim tropis. Pada umumnya, pertumbuhan tanaman edamame dapat tumbuh baik pada tanah-tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol, dan andosol dengan drainase dan aerasi yang baik, Selain itu, ia menghendaki tanah yang subur, gembur, dan kaya bahan organik. Keasamaan tanah (pH) yang cocok untuknya berkisar antara 5,8-7,0. Tanah yang terlalu asam akan menghambat pertumbuhan bintil akar dan proses nitrifikasi. Sebagai indikator yang paling mudah adalah jagung. Bila tanah itu baik untuk jagung, maka baik pula untuk jenis kedelai ini.
BalasHapusNamun pengembangan budidaya Edamame masih terkendala dalam penyediaan benih. Saya sendiri sedang mengembangkan benih Edamame yang bekerjasama dengan petani binaan di jember. Saat ini sudah menghasilkan benih dan sebagian sudah dibudidayakan dan ditanam oleh petani Edamame di daerah Bogor Jawa Barat dan sekitarnya, Jawa Tengah dan Jawa Timur sendiri. Jika ada petani/pengembang yang ingin mencoba untuk budidaya Edamame silahkan hub. sayau via Telp./SMS di 081226811448; 085733660442 atau via
Email ariefsukir@yahoo.co.id. Saya akan membantu informasi berkaitan dengan cara / budidaya Edamame. Tq
apakah setelah panen tanaman akan mati?
BalasHapusKalau musim kemarau.brpa kali dalam seminggu penyuramanny?
BalasHapus