ANGGUR CHIFUNG
Deskripsi
Anggur
chifung berasal dari Taiwan. Buahnya berbentuk agak bulat dan terikat
dalam satu dompolan yang panjangnya antara 18-26 cm dan diameternya
antara 14-20 cm. Panjang buah sekitar 2,5 cm dan diameternya 2 cm. Kulit
buah berwarna merah kecokelatan dan dilapisi tepung. Pada setiap
dompolan terdapat 116-129 buah dengan berat antara 248-404 g per
dompolannya. Jenis anggur ini memiliki 1-3 biji per buahnya. Rasa daging
buahnya manis. Produksi rata-rata setiap pohon sekitar 5 kg.
Manfaat
Dimakan dalam bentuk segar maupun diolah terlebih dahulu menjadi minuman.
Syarat Tumbuh
Tanaman
anggur menghendaki tempat terbuka dengan sinar matahari penuh. Tanaman
ini dapat tumbuh di segala jenis tanah. Meskipun demikian, tanah yang
tidak baik harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi syarat. Tanah yang
cukup subur, gembur, dan berhumus merupakan tanah yang baik untuk
tanaman ini. Kedalaman air tanah yang baik untuk anggur adalah tidak
lebih dari 1 m dan airnya tersedia dalam jumlah yang cukup. Ketinggian
tempat yang baik tidak lebih dari 300 m di atas permukaan laut. Tempat
seperti ini harus memiliki musim kemarau lebih dari tiga bulan dengan
curah hujan antara 250-380 mm per tahun. Kelembapan udara tidak lebih
dari 80%.
Pedoman Budidaya
Tanaman
anggur yang diperbanyak dengan benih sifatnya tidak sama dengan
induknya: Mengingat seteknya lebih mudah rriembentuk akar, penyetekan
merupakan cara yang paling sederhana dalam perbanyakan klon.
Penyambungan atau penempelan juga mungkin dilakukan, dan ada berbagai
pilihan batang bawah, baik melalui seleksi maupun penangkaran, yang
toleran terhadap hama, kekeringan, dan salinitas; batang bawah juga
bervariasi dalam kesuburan dan kecocokannya terhadap cahaya atau tanah
berat: Perbanyakan dengan setek biasa dilakukan di Asia Tenggara; di
Thailand, penempelan sumbing (chip-budding) umum dilakukan pada 'Solonix
x Othello 1613', yakni batang bawah yang - resisten terhadap
'phylloxera' anggur dan terhadap sejumlah galur nematode busuk akar.
Setek batang tua diambil dari batang yang tampaknya sehat, produktif,
sisa pemangkasan pada kebun anggur. Batang yang kokoh dengan ruas yang
relatif pendek dan mata tunas yang tumbuh baik merupakan bahan setek
yang -paling baik. Potongan bagian bawah dilakukan pada satu buku,
potongan itas antara buku keempat dan kelima di atasnya. Batang
bawah,dari Thailand juga diperbanyak dari setek; batang bawah itu dapat
ditempeli ketika batang atas telah memiliki mata tunas utama yang sudah
berkernbang penuh. Jarak tanam yang sangat bervariasi sering dibuat pada
vitikultur, mengingat jarak tanam itu bergantung kepada sistem
perlakuan batang, dan pada kesuburan batang. Di delta tengah, Thailand,
sawah diubah menjadi guludan-guludan yang ditinggikan, yang dipisahkan
oleh parit=parit selebar 8 m, untuk menciptakan sistem pengaliranvair
pada musim hujan dan untuk penyaluran air selarna musim kemarau. Setiap
guludan ditanami dengan dua baris batang anggur, dengan jarak
antar-baris 4-5 m, dan antartanaman 3-3,5 m, jadi kerapatannya 830-700
batang/ha. Di Indonesia dan Filipina, kerapatan itu seringkali melebihi
1000 batang/ha.
Pemeliharaan
Tangan
kosong (bare arms) merupakan masalah besar pada perlakuan, batang-
anggur di wilayah tropik. Masalah 'tangan kosong' ini dapat diatasi
dengan jalan menjepit ujungnya berulangulang selama tumbuh, untuk
tnemaksa tumbuhnya pucuk lateral pada setiap -buku. Hanya setelah cukup
pucuk lateral bermunculan dengan :kesuburan yang memadai, barulah
'tangan' itu dibiatkan memanjang. Penjepitan itu akan memperlambat
pembentukan 'tangan berisi', sebaiknya akan menghasilkan kerangka yang
pepat penuh dengan batang-beruas, yang setelah dipangkas akan
menghasilkan pucuk pertama yang akan menghasilkan buah. Lebih penting
lagi adalah terjadinya perbaikan vitalitas dan kelanggengan
batang-beruas, sebab jarak antua akar dan pucuk tetap dekat. Sepanjang
fase perlakuan, segala sesuatunya dikerjakan guna merangsang kekuatan
tumbuh batang, karena tugas yang paling dituntut, yaitu pembentukan
tunas lateral dengan persentase tinggi, dilaksanakan terakhir. Jika
kekuatan tumbuh memadai, perlakuan dapat dirampungkan kira-kira setahun.
Fase perlakuan ini diikuti oleh fase berbuah, yang dalam fase itu
pemangkasan akan mengawali setiap musim berbuah. Setelah, pemangkasan
munculnya tunas terjadi berangsur-angsur, mulai dari bagian distal ke
bagian basal; pemunculan tunas itu rendah saja persentasenya, sedangkan
bagian pangkal paling responsif. Dengan dua kali musim panen per tahun,
dan munculnya tunas terutama hanya yang terdekat dengan bidang
pangkasan, tajinya itu segera menjadi lebih kompleks dan memanjang lebih
jauh ke luar dari ruas-ruas itu, karena tunas ketiak pada kayu yang
lebih tua akan rusak, sedangkan tunas adventif jarang ada. Kurangnya
tunas-tunas dan meningkatnya jarak antara pucuk dan akar menjurus ke
cepatnya menurun ketahanan tumbuh batang anggur. Berbagai teknik
penanaman dilakukan untuk mendorong tumbuhnya tunas. Stres air yang
direkayasa selama masa panen diakhiri dengan cara dilakukan pengairan
segera setelah tanaman dipangkas; hara juga diberikan pada saat yang
sama. Batang anggur ini umumnya dipangkas lebih pendek daripada yang
dilakukan di wilayah bergaris lintang yang jauh dari ekuator, supaya
tetap dekat dengan 'tangan-tangannya'. Masing-masing tunas 'ditakik'
dengan membuat irisan pada buku di atas tunas untuk menghilangkan,
penghambatan korelatif. Sejumlah bahan kimia teiah dicoba untuk
memperbaiki pecahnya mata tunas. Pada tahun 198U-an semua bahan kimia
ini telah diganti dengan kalsium sianamida atau hidrogen sianamida.
Sianamida Iebih aman dan khususnya efektif pada kultivar-kultivar yang
persentase pecahnya mata tunas rendah sekali; perlakuan ini dapat
berpengaruh nyata terhadap vitikultur di wilayah tropik. Selama musim
hujan sulit memelihara tanaman anggur tetap sehat dan dapat menghasilkan
buah yang berkualitas tinggi. Mungkin lebih baik mengorbankan panen
selama musim hujan dengan cara pemangkasan yang sangat pendek, misalnya
hanya menyisakan satu buku, agar diperoleh pucuk yang sebagian besar
tidak produktif. Lagi pula, dengan perlakuan demikian, pengluasan
kompleks taji itu diperkecil: Pemangkasan pada awal daur produksi itu
ditambah dengan perlakuan penjepitan atau pemo-tongan pucuk yang paling
kuat, agar pucuk tetangganya yang kurang kuat dapat mengejarnya;
tujuannya agar semua pucuk sama baiknya. Periakuan ini dapat
dilaksanakan ketika pucuk diikatkan ke terali. Di wilayah tropik, respon
terhadap pemangkasan itu tak dapat diperkirakan, sedangkan penjarangan
bunga dan/atau buah merupakan tindakan yang bermanfaat dalam memperbaiki
perirnbangan antara pertumbuhan dan pembentukan buah. Kelebatan buah
yang berlebihan tidak hanya melemahkan batang, tetapi juga mempunyai
efek terhadap kualitas buah (kurang terkumpul gula di dalam buahnya).
Selain itu penjarangan buah akan membantu menghasilkaa tandan buah yang
lebih terbuka (kurang rentan terhadap penyakit busuk), dengan bentuk
yang teratur (lebih mudah dikemas). Penjarangan bunga itu mencakup
pembuangan perbungaan teratas pada semua atau sebagian besar pucuk yang
memiliki dua atau lebih perbungaan. Rangkaian buah dapat dikurangi
buah-buahnya segera s
Hama dan Penyakit
Hama
yang menyerang akar tanaman anggur adalah kutu bengkak akar Phylloxera
vitifolia yang dapat diatasi dengan Furadan 3 G. Kutu atau tungau merah
Tetranychus sp. dan hama gurem Thrips sp. menyebabkan daun berkeriput
melengkung ke bawah. Pada musim kemarau, hama tersebut menyerang hebat
pada daun. Insektisida, misalnya Diazinon 0,2% dapat mengatasi
serangannya. Pada malam hari, kumbang daun berwarna hitam (Apogonia
destructor) mengilat dapat merusak daun anggur. Penyakit yang mengancam
adalah cendawan embun tepung Uncinula necator atau Oidium sp., penyakit
karat Perenospora sp. atau Phakospora vitis, dan penyakit rotbrenner
atau penyakit bakar Pseudopezia tracheiphilla yang menyerang pada musim
kemarau yang suhunya dingin dan lembap. Penyakit ini sukar sekali
diberantas. Pada musim hujan yang suhunya dingin atau berkabut, penyakit
embun tepung menyerang hebat hingga bunga-bunganya sulit berkembang.
Hal ini disebabkan semua bagian tanaman yang masih muda, tunas, daun
muda, ujung cabang, dan bunga terlutup tepung putih. Hembusan tepung
belerang atau semprotan fungisida Benlate 0,2% dapat mengatasi serangan
bila belum terlambat.
Panen dan Pasca Panen
Anggur
tidak dapat matang setelah dipanen, sehingga hendaknya tidak dipanen
sebelum matang. Proses pematangan buah terutama hanya soal meningkatnya
kandungan gula dan menurunnya kandungan asam, sehingga nisbah gula :
asam merupakan indeks kematangan yang bermanfaat. Warna dan aroma buah
dan penampilan tangkai tandan buah (berubah menjadi warna jerami muda)
merupakan kriteria kematangan yang subyektif. Dua atau tiga kali
pemetikan dengan selang beberapa hari biasanya diperlukan untuk
menuntaskan panen. Si pemungut memegang tangkai tandan buah dan
memotongnya dengan sebilah pisau atau gunting pada bagian yang dekat
dengan titik perlekatannya dengan batang. Sebelum menyimpan tandan buah
dalam keranjang atau nampan, si pemungut hendaknya meneliti dahulu dan
membuang, buah-buah yang rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar