Selasa, 05 Juni 2012

Budidaya Tomat



Deskripsi
Perdu semusim, berbatang lemah dan basah. Daunnya berbentuk segitiga. Bunganya berwarna kuning. Buahnya buah buni, hijau waktu muda dan kuning atau merah waktu tua. Berbiji banyak, berbentuk bulat pipih, putih atau krem, kulit biji berbulu. Perbanyakan dengan biji kadang-kadang dengan setek batang cabang yang telah tua.
Manfaat
Tomat termasuk sayuran buah yang sangat digemari. Banyak sekali penggunaan buah tomat, antara lain sebagai bumbu sayur, lalap, makanan yang diawetkan (saus tomat), buah segar, atau minuman (juice). Selain itu, buah tomat banyak mengandung vitamin A, Vitamin C, dan sedikit vitamin B.
Syarat Tumbuh
Tomat secara umum dapat ditanam di dataran rendah, medium, dan tinggi, tergantung varietasnya. Namun, kebanyakan varietas tomat hasilnya lebih memuaskan apabila ditanam di dataran tinggi yang sejuk dan kering sebab tomat tidak tahan panas terik dan hujan. Suhu optimal untuk pertumbuhannya adalah 23°C pada siang hari dan 17°C pada malam hari. Tanah yang dikehendaki adalah tanah bertekstur liat yang banyak mengandung pasir. Dan, akan lebih disukai bila tanah itu banyak mengandung humus, gembur, sarang, dan berdrainase baik. Sedangkan keasaman tanah yang ideal untuknya adalah netral, yaitu sekitar 6-7.
Pedoman Budidaya
BIBIT DAN PERSEMAIAN Bibit tomat dapat langsung diperoleh dari suplier atau disiapkan sendiri. Sebetulnya menyiapkan sendiri benih tomat yang baik tidaklah terlalu sukar. Caranya adalah sebagai berikut. 1. Buah tomat dipilih yang sehat, tidak cacat, dan matang penuh dari varietas yang unggul. Buah yang telah dipilih selanjutnya diperam selama tiga hari sampai warna buah berubah menjadi merah gelap dan lunak. Kemudian bijinya dikeluarkan bersama lendirnya. 2. Biji beserta lendir difermentasi selama 3 hari sampai lendir dan airnya terpisah dari biji. 3. Biji yang telah terpisah tadi segera dicuci dan dijemur selama kurang lebih 3 hari atau hingga kadar airnya kurang lebih 6%. 4. Biji yang telah kering dapat langsung disemai atau disimpan. Bila telah diperoleh, sebaiknya benih disemaikan dahulu sebelum ditanam pada bedengan yang tetap. Bedengan persemaian dibuat dengan ukuran lebar antara 0,8-1,2 m dengan panjang sekitar 2-3 m, dan tinggi sekitar 20-25 cm. Jarak antarbarisan adalah 5 cm. Bedengan yang telah dibentuk diberi pupuk kandang seminggu sebelum tanam sebanyak 5 kg per m2 dan pupuk Urea dua hari sebelum tanam sebanyak 30 g per m2. Setelah bedengan persemaian siap diolah, bibit tomat dapat segera disebar. Untuk satu ha pertanaman, benih yang dibutuhkan adalah sekitar 300 - 400 gram. Pada persemaian diberi lindungan yang dapat berupa atap rumbia atau pelepah pisang. Persemaian disiram setiap pagi dan sore. Bila bibit telah mencapai tinggi antara 7-10 cm, yaitu dalam waktu 2 minggu setelah disebar, bibit itu dapat segera dipindahkan ke tempat penyapihan. Penyapihan berguna untuk menyeleksi bibit yang bagus dan sebagai latihan hidup bagi tanaman muda. Tempat penyapihan dapat berupa polybag atau bumbung dari pelepah pisang. Bibit dibiarkan di tempat penyapihan sampai berumur 1 bulan dengan tinggi sekitar 15 cm dan telah berhelai daun 3 atau 4. Setelah itu, tanaman dapat dipindahkan ke tempat penanaman yang tetap. Penanaman Sebelum penanaman dilakukan, sebaiknya lahan disiapkan dahulu. Lahan yang telah dipilih segera diolah. Guna mencegah nematoda yang merugikan, kita dapat memberikan Nemagon sebagai fumigan tanah 2 atau 3 minggu sebelum tanam. Kemudian lahan itu dibuat bedengan dengan lebar antara 1,4-1,6 meter dan jarak antarbedengan sekitar 20 cm. Lubang penanaman segera dibuat di atas bedengan itu dengan luas sekitar 15-20 cm sedalam 70-80 cm. Agar tanah cukup subur, perlu ditambahkan pupuk kandang sebanyak 0,5-1 kg untuk setiap lubang. Banyaknya pupuk kandang untuk 1 ha lahan adalah sekitar 20-30 ton. Lahan yang telah diolah sebaiknya didiamkan dahulu selama 1 bulan agar diperoleh cukup sinar matahari, kemudian barulah digunakan. Selanjutnya bibit yang telah disapih ditanam pada bedengan yang telah disiapkan dengan jarak antartanaman sekitar 50-60 cm. Setiap bedengan berisi dua baris tanaman. Sehingga setiap ha lahan dapat ditanami sebanyak 20.900-28.600 bibit.
Pemeliharaan
Penyiraman hanya perlu dilakukan apabila keadaan cuaca menjadi sangat panas. Cuaca panas menyebabkan tanah menjadi kering dan tanaman tidak cukup mendapat air tanah. Penyiraman harus dilakukan dengan hati-hati agar air siraman tidak mengenai daun dan buah tomat, tetapi hanya mengenai batang dan akar. Sebaliknya pada saat musim hujan, di sekitar lahan yang ditanami tomat, harus dibuatkan saluran drainase supaya air hujan dapat segera mengalir karena tomat paling tidak tahan genangan air. Jika tanaman telah mencapai tinggi 25 cm, harus dibuatkan tiang penahan. Untuk tomat yang tidak bercabang banyak, diperlukan lanjaran tegak setinggi sekitar 1,5 meter. Sedangkan untuk jenis tomat bercabang banyak, perlu dibuatkan lanjaran miring, pagar, atau para-para. Dua minggu setelah bibit ditanam, dilakukan penyiangan dan pendangiran. Kegiatan ini diulangi 3 minggu kemudian, yaitu saat tomat mulai berbunga. Penyiangan dan pendangiran harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak banyak akar yang terpotong. Akar yang terpotong dapat menyebabkan batang menjadi layu atau buah muda gugur. Tanaman tomat yang telah mempunyai lima dompolan buah harus dipotong pucuk batangnya dan tunas-tunasnya agar buah dapat menjadi besar dan cepat masak. Tinggalkan dua atau tiga tunas yang berada di samping atau di sebelah bawah dompolan buah yang kelima itu. Dompolan yang berdaun atau berbuah lebih perlu dipangkas dan dipetik agar tomat yang dikehendaki (lima dompolan) tidak terhalang pertumbuhannya. Pemupukan Selama pertumbuhan di bedengan penanaman, tanaman tomat perlu dipupuk dengan Urea, DS, dan ZK. Banyaknya pupuk setiap pohon 20 g dengan perbandingan 2:3:1 atau 100 kg Urea, 300 kg DS, dan 125 ZK setiap ha. Pemupukan dilakukan dua kali, yaitu saat penyiangan pertama (dua minggu setelah tanam) dan penyiangan kedua (setelah tomat berbuah satu atau tiga dompolan). Pupuk diberikan di sekeliling tanaman dengan jarak sekitar 5 cm dan dibenamkan ke tanah sedalam 1 - 2 cm.
Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit Ulat buah ULAT BUAH (Heliothis armigera) menyerang buah tomat sehingga berlubang-lubang. Pemberantasannya dilakukan dengan penyemprotan Bayrusil berkonsentrasi 0,2 %. NEMATODA Nematoda (Meloidogyna sp.) menyerang akar tanaman sehingga berbinti-bintil. Akibatnya tanaman akan menjadi lemah dan hasilnya menurun. Biasanya nematoda ini diberantas dengan Nemagon atau Nemacur, Dursban 20 EC sebanyak 10 cc/1 air, Hoarthanthion 40 EC sebanyak 55 cc/1 air. PENYAKIT TERKULAI Penyakit terkulai menyerang tanaman muda yang ada di persemaian. Gejala penyakit ini ditandai dengan busuknya leher akar sehingga tanaman muda mati terkulai. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Rizoctonia dan Pythium. Ia dapat dicegah dengan menggunakan Dithane-45 saat tanaman mulai disemai. PENYAKIT BUSUK DAUN ATAU CACAR Penyakit busuk daun atau cacar menyerang buah dan daun sehingga daun dan buah berwarna cokelat muda. Penyebab penyakit ini adalah cendawan Phytophtora infestans. untuk pemberantasan annya, dilakukan dengan cara tanaman yang terserang disemprot dengan bubur Bordo sekitar 1- 3 % atau Anthracol atau Dithane45 dengan konsentrasi 2 %.
Panen dan Pasca Panen
Panen tomat dilakukan sesuai dengan tujuan pemasarannya sehingga perlu diperhitungkan lama perjalanan sampai di tujuan. Sebaiknya tomat berada di pasaran pada saat masak penuh, tetapi tidak terlalu masak atau busuk. Pada saat masak penuh itulah tomat memperlihatkan penampilannya yang terbaik. Jika tujuan pemasaran adalah pasar lokal yang jaraknya tidak begitu jauh, dapat ditempuh dalam beberapa jam, panen sebaiknya dilakukan sewaktu buah masih berwarna kekuning-kuningan. Sedangkan untuk pemasaran ke tempat yang jauh atau untuk di ekspor, buah sebaiknya dipetik sewaktu masih berwarna hijau, tetapi sudah tua benar. Atau 8-10 hari sebelum menjadi masak (berwarna merah). Umur petik tergantung varietas tomat yang ditanam dan kondisi tanaman. Umumnya buah tomat dapat dipanen pertama pada waktu berumur 2 atau 3 bulan setelah tanam. Panen dilakukan beberapa kali, yaitu antara 10-15 kali pemetikan buah dengan selang 2-3 hari sekali. Pemetikan dapat dilakukan pagi atau sore hari. Dan, diusahakan buah yang dipetik tidak jatuh atau terluka. Karena hal ini dapat menurunkan kualitas dan dapat menjadi sumber masuknya bibit penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar