Deskripsi
Rambutan
ini berasal dari Lebak Bulus, Pasar minggu, Jakarta Selatan. Kandungan
vitamin C-nya tergolong tinggi, dalam 100 g daging buah terkandung 56,66
mg. Pada tahun 1985 rambutan ini dilepas sebagai varietas unggul oleh
Menteri Pertanian. Buahnya berbentuk bulat dan berwarna merah. Rambut
buahnya panjang, halus, agak jarang, dan berwarna merah dengan ujung
kekuningan. Daging buahnya berwarna putih, kenyal, berair banyak, dan
ngelotok dengan kulit biji melekat. Rasanya manis agak asam sehingga
terasa segar. Bijinya berukuran sedang dan berbentuk lonjong. Produksi
pohon per tahun antara 2.000-4.000 buah atau sekitar 50-100 kg.
|
Manfaat
Kayu
pohon rambutan cukup keras dan kering, tetapi mudah pecah sehingga
kurang baik untuk bahan bangunan. Namun, kayu rambutan bagus sekali
untuk kayu bakar. Akar tanaman ini untuk obat demam, kulit kayunya untuk
obat radang mulut, dan daunnya untuk obat sakit kepala sebagai tapal
(popok). Daging buah yang telah matang dapat dikalengkan.
|
Syarat Tumbuh
Tanaman
tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl
dengan tipe iklim basah. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun. Tanah
yang gembur dan subur lebih disenangi. Tanaman ini relatif tahan pada
lahan gambut yang masam dan tanah latosol cokelat dengan pH tanah 4-6,5.
Suhu udara 22-35° C. Tipe tanah latosol kuning sangat disenangi.
Hembusan angin yang kering, biasanya di pantai, dapat menyebabkan
tepi-tepi daun berwarna kecokelatan seperti terbakar. Namun, untuk
merangsang pembungaan diperlukan musim kemarau (kering) antara 3-4
bulan. Hujan yang jatuh pada saat tanaman sedang berbunga menyebabkan
banyak bunga berguguran dan mendorong timbulnya serangan penyakit mildu
tepung (Oidium sp.). Bila kemarau berkepanjangan, buah menjadi kurang
berisi (kerempeng) dan bijinya tidak berkembang (kempis, rudimenter).
|
Pedoman Budidaya
Perbanyakan
tanaman: Tanaman diperbanyak dengan okulasi. Perbanyakan dengan susuan
dan cangkok jarang dilakukan karena kurang efisien. Sebagai batang bawah
digunakan bibit semai dari varietas sinyonya (tidak ngelotok). Umur
batang bawah yang dapat diokulasi seldtar 6-8 bulan. Untuk mata tempel,
diambil dari cabang tanaman rambutan varietas unggul yang daunnya mulai
menua, tetapi belum tua benar. Biasanya pada cabang tersebut mata
tempelnya masih tidur. Untuk mempercepat mata tempel mulai bangun
(matanya menonjol), dilakukan perompesan daun dari cabang entres yang
akan digunakan sebagai sumber mata tempel antara 2-3 minggu sebelum
cabang dipotong. Biji rambutan adalah monoembrional sehingga semai
generatif dari varietas sinyonya yang digunakan untuk batang bawah
pengaruhnya bervariasi terhadap batang atas. Sifat tanaman rambutan
adalah heterozigot dan menyerbuk silang. Budi daya tanaman: Setelah
lahan diolah, dibuat lubang tanaman ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Pupuk
kandang yang digunakan adalah 40 kg/lubang tanam. Jarak tanam 10 m x 12 m
atau 12 m x 12 m, tergantung pada kondisi lahan. Pada lahan miring,
jarak tanam lebih rapat. Pada lahan gambut atau lahan masam dengan pH
kurang dari 5, perlu ditambahkan kapur mati atau abu dapur. Bibit
ditanam di lahan setelah tingginya lebih dari 75 cm, yakni berumur lebih
dari delapan bulan. Pupuk buatan berupa campuran urea, TSP atau SP-36,
dan KCI, dengan perbandingan 2 : 2: 1 diberikan sebanyak 50-250 gram per
tanaman. Pupuk diberikan tiga kali dengan selang empat bulan sekali.
Sesudah tanaman berumur lebih dari sepuluh tahun, dapat diberi pupuk NPK
hingga 500-1.000 g per pohon.
|
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman yang penting adalah membersihkan kebun dari gulma dan memangkas tunas-tunas liar/tunas air yang muncul.
|
Hama dan Penyakit
Lalat
daun Tarsolepis sommeri sering merusak bunga dan daun yang baru trubus,
terutama saat musim kemarau menjelang musim hujan. Kutu putih
Pseudococcus lilacinus sering menyelinap di antara bulu buah rambutan
sehingga buah tampak kotor hitam. Insektisida dapat mengatasi hama
tersebut. Namun, penyemprotan insektisida saat buah mendekati merah
(matang) sangat berbahaya karena mengakibatkan residu. Penyakit lain
yang biasa mengancam akar tanaman adalah cendawan putih Armilaria sp.,
busuk akar Phytophthora parasitica, dan busuk cokelat leher batang
Fusarium sp. Penyakit ini dapat diatasi dengan aerasi yang baik atau
disiram Benlate 0,3%. Cendawan yang biasa menyerang batang adalah busuk
cokelat batang Cortisium salmonicolor yang dapat ditularkan melalui
angin dan alat-alat pertanian. Penyakit jamur upas ini dapat diatasi
dengan jalan mengolesi bagian yang sakit dengan lisol.
|
Panen dan Pasca Panen
Buah
rambutan dapat dipetik setelah matang pohon atau umur 120 hari setelah
anthesis (bunga mekar). Panen dilakukan dengan memotong tangkai
rangkaian (tandan) buah. Hasilnya dapat mencapai 500-700 kg/pohon. Musim
panen rambutan terjadi pada bulan Desember--Februari.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar