| Deskripsi 
 
Daerah
 asal rambutan si lengkeng belum diketahui secara pasti. Penamaannya 
mungkin didasarkan pada bentuk buahnya yang bulat seperti buah lengkeng.
 Warna buahnya merah dan ditumbuhi rambut yang agak panjang, halus, 
jarang, serta berwarna merah dengan ujung kekuningan. Kulit buah tipis 
dan agak keras. Daging buahnya berwarna putih, ketebalan sedang, agak 
kenyal, dan mengandung banyak air. Rasanya manis dengan aroma yang tidak
 begitu tajam. Sayangnya, rambutan ini tidak begitu ngelotok. Meskipun 
demikian, kandungan vitamin C-nya cukup tinggi, yaitu sekitar 49,82 
mg/100 g. Biji buah kecil dan berbentuk bulat agak lonjong. | 
     | Manfaat 
 
Kayu
 pohon rambutan cukup keras dan kering, tetapi mudah pecah sehingga 
kurang baik untuk bahan bangunan. Namun, kayu rambutan bagus sekali 
untuk kayu bakar. Akar tanaman ini untuk obat demam, kulit kayunya untuk
 obat radang mulut, dan daunnya untuk obat sakit kepala sebagai tapal 
(popok). Daging buah yang telah matang dapat dikalengkan. | 
     | Syarat Tumbuh 
 
Tanaman
 tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl 
dengan tipe iklim basah. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun. Tanah 
yang gembur dan subur lebih disenangi. Tanaman ini relatif tahan pada 
lahan gambut yang masam dan tanah latosol cokelat dengan pH tanah 4-6,5.
 Suhu udara 22-35° C. Tipe tanah latosol kuning sangat disenangi. 
Hembusan angin yang kering, biasanya di pantai, dapat menyebabkan 
tepi-tepi daun berwarna kecokelatan seperti terbakar. Namun, untuk 
merangsang pembungaan diperlukan musim kemarau (kering) antara 3-4 
bulan. Hujan yang jatuh pada saat tanaman sedang berbunga menyebabkan 
banyak bunga berguguran dan mendorong timbulnya serangan penyakit mildu 
tepung (Oidium sp.). Bila kemarau berkepanjangan, buah menjadi kurang 
berisi (kerempeng) dan bijinya tidak berkembang (kempis, rudimenter). | 
     | Pedoman Budidaya 
 
Perbanyakan
 tanaman: Tanaman diperbanyak dengan okulasi. Perbanyakan dengan susuan 
dan cangkok jarang dilakukan karena kurang efisien. Sebagai batang bawah
 digunakan bibit semai dari varietas sinyonya (tidak ngelotok). Umur 
batang bawah yang dapat diokulasi seldtar 6-8 bulan. Untuk mata tempel, 
diambil dari cabang tanaman rambutan varietas unggul yang daunnya mulai 
menua, tetapi belum tua benar. Biasanya pada cabang tersebut mata 
tempelnya masih tidur. Untuk mempercepat mata tempel mulai bangun 
(matanya menonjol), dilakukan perompesan daun dari cabang entres yang 
akan digunakan sebagai sumber mata tempel antara 2-3 minggu sebelum 
cabang dipotong. Biji rambutan adalah monoembrional sehingga semai 
generatif dari varietas sinyonya yang digunakan untuk batang bawah 
pengaruhnya bervariasi terhadap batang atas. Sifat tanaman rambutan 
adalah heterozigot dan menyerbuk silang. Budi daya tanaman: Setelah 
lahan diolah, dibuat lubang tanaman ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Pupuk 
kandang yang digunakan adalah 40 kg/lubang tanam. Jarak tanam 10 m x 12 m
 atau 12 m x 12 m, tergantung pada kondisi lahan. Pada lahan miring, 
jarak tanam lebih rapat. Pada lahan gambut atau lahan masam dengan pH 
kurang dari 5, perlu ditambahkan kapur mati atau abu dapur. Bibit 
ditanam di lahan setelah tingginya lebih dari 75 cm, yakni berumur lebih
 dari delapan bulan. Pupuk buatan berupa campuran urea, TSP atau SP-36, 
dan KCI, dengan perbandingan 2 : 2: 1 diberikan sebanyak 50-250 gram per
 tanaman. Pupuk diberikan tiga kali dengan selang empat bulan sekali. 
Sesudah tanaman berumur lebih dari sepuluh tahun, dapat diberi pupuk NPK
 hingga 500-1.000 g per pohon. | 
     | Pemeliharaan 
 
Pemeliharaan tanaman yang penting adalah membersihkan kebun dari gulma dan memangkas tunas-tunas liar/tunas air yang muncul. | 
     | Hama dan Penyakit 
 
Lalat
 daun Tarsolepis sommeri sering merusak bunga dan daun yang baru trubus,
 terutama saat musim kemarau menjelang musim hujan. Kutu putih 
Pseudococcus lilacinus sering menyelinap di antara bulu buah rambutan 
sehingga buah tampak kotor hitam. Insektisida dapat mengatasi hama 
tersebut. Namun, penyemprotan insektisida saat buah mendekati merah 
(matang) sangat berbahaya karena mengakibatkan residu. Penyakit lain 
yang biasa mengancam akar tanaman adalah cendawan putih Armilaria sp., 
busuk akar Phytophthora parasitica, dan busuk cokelat leher batang 
Fusarium sp. Penyakit ini dapat diatasi dengan aerasi yang baik atau 
disiram Benlate 0,3%. Cendawan yang biasa menyerang batang adalah busuk 
cokelat batang Cortisium salmonicolor yang dapat ditularkan melalui 
angin dan alat-alat pertanian. Penyakit jamur upas ini dapat diatasi 
dengan jalan mengolesi bagian yang sakit dengan lisol. | 
     | Panen dan Pasca Panen 
 
Buah
 rambutan dapat dipetik setelah matang pohon atau umur 120 hari setelah 
anthesis (bunga mekar). Panen dilakukan dengan memotong tangkai 
rangkaian (tandan) buah. Hasilnya dapat mencapai 500-700 kg/pohon. Musim
 panen rambutan terjadi pada bulan Desember--Februari. | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar