|   |        |        |    
     Deskripsi      	
Jenis
 salak yang berasal dari daerah Sleman, Yogyakarta, ini merupakan 
varietas salak unggul yang sudah sangat populer. Salah satu 
keunggulannya yang menonjol adalah meskipun buahnya masih muda, tetapi 
rasanya sudah manis. Buah berbentuk segi tiga atau bulat telur terbalik.
 Daging buah biasanya terdiri dari tiga septa dala.m tiap buah dan 
berwarna putih kapur. Ketebalannya antara 0,8-1,5 cm dan teksturnya 
keras. Dalam setiap buah terdapat 1-3 biji yang keras dan berwarna 
cokelat kehitaman. Ukuran buahnya antara 2,5-7,5 cm dan berat 30-100 
g/buah. Jumlah buah per tandan antara 10-27. Salak ini mempunyai kulit 
buah yang paling gelap bila dibandingkan dengan salak pondoh lain dan 
bentuknya juga paling bulat. Bila dipetik pada bulan ke lima sejak bunga
 mekar akan terasa manis seperti lengkeng. 
 |    
     Manfaat      	
Buah
 salak dapat dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Batangnya 
tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Namun, 
tanaman salak baik untuk batas kebun sekaligus sebagai pengaman kebun. 
 |    
     Syarat Tumbuh      	
Salak
 tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe 
iklim basah. Tipe tanah podsolik dan regosol atau latosol disenangi oleh
 tanaman salak. Lingkungan yang dikehendaki mempunyai pH 5-7, curah 
hujan 1500--3000 mm per tahun dengan musim kering antara 4-6 bulan. Pada
 kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman mulai berbuah pada umur tiga 
tahun. Tanaman salak muda lebih senang hidup di tempat teduh atau di 
bawah naungan. Oleh karena itu, umumnya salak ditanam di bawah tanaman 
duku, durian, atau pohon jinjing atau sengon (Albezia sp.). 
 |    
     Pedoman Budidaya      	
Perbanyakan
 tanaman: Salak umumnya ditanam dari biji yang diambil dari pohon salak 
yang bermutu baik. Namun, tanaman dari biji tidak selalu sama dengan 
sifat induknya (selalu berubah). Tanaman salak mulai berbuah setelah 
umur 3-4 tahun. Cara lain yang dikembangkan pada saat ini adalah melalui
 anakan atau biasa disebut "cangkokan". Bibit dibuat dengan 
membumbungkan (memasukkan) potongan bambu pada pangkal tunas anakan 
pohon salak unggul tersebut. Potongan botol plastik atau botol infusan 
juga dapat digunakan sebagai bumbungan. Media cangkok yang digunakan 
adalah campuran tanah dan kompos (perbandingan 2:1). Setelah tunas 
anakan berakar dalam bumbung, bibit vegetatif ini dapat disapih. Untuk 
mempercepat tumbuhnya akar, biasanya pada anakan diberi Rootone-F 
sebanyak 1%. Budi daya tanaman: Biji ditanam langsung dalam lubang, 
sebanyak 3-4 biji per lubang. Ukuran lubang dibuat 50 cm x 50 cm x 40 
cm, jarak antar lubang 2 m x 4 m atau 3 m x 4 m. Setiap lubang diberi 
pupuk kandang sebanyak 10-20 kg. Sebulan kemudian, biji mulai tumbuh. 
Seleksi atau pembuangan tanaman yang tidak dipilih dilakukan setelah 
mulai berbunga, yakni setelah berumur tiga tahun. Dalam setiap lubang 
ditinggalkan satu pohon yang berbunga betina atau campuran. Tanaman 
jantan disisakan 10% dari populasi yang ditanam sebagai sumber pejantan.
 Pupuk buatan diberikan tiga bulan sekali sebanyak 25-500 g NPK 
(15-15-15) dan terus meningkat sesuai umur tanaman. Pada umur 1-3 tahun 
sebanyak 25-300 g per pohon, lalu umur 3-10 tahun sebanyak 300--500 g 
per pohon. Pada penanaman dengan cangkok, tiap lubang hanya ditanam satu
 bibit saja. Tanaman dijaga agar tetap lembap, cukup air, dan mendapat 
naungan. Leguminose dan Gliricidia (gamal) dapat digunakan sebagai 
naungan. Pelepah daun paling bawah dikurangi agar matahari masuk merata 
dan memudahkan pekerja pemeliharaan melewati jalan di antara barlsan 
tanaman. 
 |    
     Pemeliharaan      	
Pemeliharaan
 tanaman salak yang penting adalah menjaga kebersihan kebun dan membuang
 tunas anakan yang muncul. Umumnya, pembuangan tunas anakan dilakukan 
setelah dicangkok dan terus hidup. Jumlah daun yang disisakan maksimum 
sekitar 17 helai. Pelepah daun dipangkas dengan gergaji atau sabit 
tajam. Dengan cara ini, sinar matahari dapat masuk ke kebun salak dan 
pengambilan buah pun mudah dilakukan. Biasanya, bakal buah sebesar 
kelereng tumbuh rapat sekali pada tiap tandan. Bakal buah perlu dibuang 
(penjarangan) agar buah salak tumbuh besar dan merata. 
 |    
     Hama dan Penyakit      	
Hama
 yang timbul pada tanaman salak adalah kutu wol (putih) atau Cerataphis 
sp. yang bersembunyi di sela-sela buah. Selain itu, kumbang (uret) atau 
omotemnus sp. sebagai penggerek tunas. Tupai dan tikus juga menjadi hama
 yang menjengkelkan. Hama ini dapat diatasi dengan Furadan 3 G dan 
semprotan insektisida Tamaron 0,3%. Penyakit yang sering tampak adalah 
noda hitam pada daun akibat cendawan Pestalotia sp. dan penyalat busuk 
merah (pink) pada buah dan batang oleh cendawan Corticium salmonicolor. 
Tanaman sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di 
tempat tertentu karena sulit dikendalikan. 
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar