Rabu, 10 Februari 2016

Budidaya Cingcau Hitam




Selama ini orang hanya mengenalnya berupa jelly hitam seperti agar-agar yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan es campur/ minuman penyegar. Namun  tidak banyak orang yang tahu bahwa tanaman cingcau hitam ini juga banyak dibutuhkan industri jamu untuk obat-obatan dan mempunyai peluang bisnis yang bagus. Usaha tanaman cingcau hitam yang dilakukan selama ini belum dilakukan secara  intensif padahal pembudidayaannya sangat mudah dan menguntungkan.
Cingcau hitam (Mesona palustris) termasuk dalam famili Labiateae. Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah daun dan batang. Adapun manfaat dari Cingcau hitam ini adalah untuk obat disentri, radang usus, nyeri perut, panas dalam, sariawan, suara parau, makanan/minuman penyejuk dan penyegar dalam campuran es.

Tanaman cingcau hitam yang sudah dikenal para petani saat ini ada 3 macam yaitu : Madiun, Siam, dan Bangkok. Masing-masing varietas memiliki karakteristik sendiri dimana Varietas Madiun mempunyai ciri daun hijau dan kecil, sedangkan Varietas Siam mempunyai karateristik daun lebar dengan penampakkan warna daun sedikit menguning. Dan yang terakhir yaitu varietas Bangkok  memiliki ciri : daun lebar dan berwarna hijau. Baik varietas Madiun maupun Siam keduanya mempunyai tipe pertumbuhan menjalar sedang varietas Bangkok batangnya berdiri tegak. Diantara varietas yang ada, varietas Siam merupakan varietas yang paling baik karena mempunyai mutu batang dan daun yang paling tinggi dibandingkan varietas lain.
Potensi
Pengembangan usaha agribisnis Cingcau hitam memberikan peluang dan memiliki potensi pasar yang sangat baik, terutama dengan tersedianya pasar yang menjanjikan dari produk daun dan batang kering.  Saat ini peluang pasar ekspor ke luar negeri untuk tanaman cingcau hitam meliputi negara-negara Asia dan Eropa.  Selain itu, peluang pasar dalam negeri masih terbuka karena tanaman ini masih dibutuhkan oleh pasar dalam negeri khususnya untuk industri jamu. Sebagai gambaran tahun 1993 tanaman cingcau hitam ini dibutuhkan dan digunakan di 28 pabrik jamu yang tersebar di 8 propinsi. Angka ini akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri jamu di Indonesia. Serapan pasar dalam negeri per tahun dapat mencapai 58,58 ton – 268,53 ton berupa simplisia yaitu sebagai makanan, minuman penyejuk dan penyegar. Produk olahan hasil tanaman cingcau yang umum digunakan di pasar dalam negeri adalah berupa bahan jadi, yaitu berupa jelly yang siap dicampur dalam minuman.
Produktivitas dari hasil pemangkasan batang segar dan daun tanaman cingcau per hektar bisa mencapai 5 – 6 ton. Itupun dengan melakukan tumpangsari dengan tanaman lain, sedangkan biomas kering dapat mencapai1,75 – 2,00 ton per hektar.  Dengan  tingkat harga sekitar Rp. 2.800 – Rp. 4.000,- /Kg di tingkat petani, petani dapat memperoleh keuntungan bersih maksimal sebesar Rp. 9.500.000,- setelah dikurangi biaya-biaya lain.  Kelebihan dari menanam cingcau hitam ini adalah penanaman hanya dilakukan satu kali saja, sehingga kita bisa memanen daun dan batang selama satu tahun 5 – 6 kali dengan rata-rata panen 1-2 bulan sekali.
Tehnik Budidaya
Pembudidayaan tanaman cingcau hitam relatif mudah dilaksanakan, mulai dari pemilihan lahan yang diperlukan, proses pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan proses pengolahan batang dan daun.
Penyiapan Lahan
Tanaman cingcau hitam menghendaki lokasi penanaman yang suhunya berkisar 20 – 30°C,dengan curah hujan minimal 3000 mm/tahun. Tanaman ini sebaiknya ditanam pada ketinggian diatas 100 m dpl, namun akan memberikan hasil optimal bila ditanam pada ketinggian 200 – 800 meter dpl.   Kondisi tanah yang harus dipenuhi agar tanaman dapat tumbuh dengan baik adalah tanah yang gembur seperti lempung berpasir dengan kemiringan tanah 20-30%.  Di tanah yang kurang subur tanaman cingcau masih dapat tumbuh namun tidak maksimal.

Tanah yang akan dijadikan areal penanaman diolah dengan cara dicangkul untuk kemudian dibuat guludan-guludan berupa petak-petak dengan lebar 0,5 meter dan panjangnya disesuaikan kondisi lapangan.  Setelah pembuatan guludan, areal tersebut dibiarkan selama 2-3 minggu untuk penguapan udara tanah.  Pada saat pengolahan tanah, areal yang akan ditanami dibersihkan dari rumput-rumput, alang-alang dan semak belukar.  Pembersihan lahan ini dapat juga dilakukan dengan cara pembakaran dan kemudian abunya digunakan sebagai pupuk alami bagi tanaman cingcau.
Persemaian
Tanaman cingcau dapat ditanam secara vegetatif maupun generatif.  Meskipun cingcau hitam  dihasilkan dari biji, tetapi cara perbanyakan dengan melalui stek telah umum dan mudah dilakukan.  Stek diambil dari batang yang sedang ketuaannya, kemudian dipotong sepanjang ±10 – 15 cm dengan 2 – 3 mata ruas. Bila yang diperlukan hanya sedikit, mata setek tersebut dapat disemaikan terlebih dahulu dengan pasir setebal 10-20 cm, tetapi bila bibit yang diperlukan banyak, dalam persemaian dibuat bedengan dengan memakai atap penutup persemaian dari daun kelapa.
Dalam pembuatan persemaian tanah yang akan digunakan persemaian dicangkul sebaik-baiknya, kemudian dihaluskan dan diberikan pupuk kompos.  Dengan demikian tanah akan menjadi gembur dan memudahkan saat stek-setek tersebut dipindahkan ke areal penanaman.  Setelah areal persemaian siap, barulah dilakukan penanaman setek dengan posisi miring sedalam 5 cm.  Jarak tanam yang digunakan untuk persemaian adalah 5 x 10 cm.  Persemaian perlu disiram setiap hari yaitu pagi sore dan diusahakan agar penyiraman tidak terlalu basah sehingga menyebabkan bibit menjadi busuk.  Setek akan mulai bertunas dan berakar pada umur 10 hari setelah tanam. Dua minggu kemudian, bibit sudah cukup tua dan siap dipindahkan ke kebun.  Untuk membiasakan tanaman hidup di lahan pemeliharaan, sedikit demi sedikit atap persemaian diperjarang sehingga akhirnya terbuka sama sekali.
Pemeliharaan
Sekali-kali tanah perlu digemburkan dengan cara digarpu atau dicangkul.  Sedang pemupukan paling sedikit dilakukan setahun sekali pada awal musim penghujan dengan menggunakan pupuk Nitrogen atau pupuk Organik (pupuk kandang). Untuk tanah yang kurang mengandung humus,  diantara tanaman cingcau hitam sebaiknya ditanam pupuk hijau. Pemangkasan terhadap cabang dan daun dilakukan setelah tanaman cukup tingginya.  Untuk menjamin mutu daun dan batang, dilakukan pengurangan sedikit demi sedikit atau pemotongan terhadap bunga-bunga yang muncul.
Panen
Batang dan daun tanaman cingcau sudah mulai bisa dipetik pada saat tanaman berumur 8 – 12 minggu.  Cara pemetikan mirip dengan cara pemetikan yang dilakukan pada tanaman teh. Yang dipetik adalah 6 atau 8 helai daun yang paling atas, dipetik bersamaan dengan batangnya.  Daun yang tua menghasilkan produk yang kualitasnya kurang baik.
Cara Pengolahan
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik serta kualitas daun dan batang yang lebih merata maka dapat dilakukan langkah-langkah berikut : daun-daun dikeringkan di tempat atap bangsal yang baik pertukaran udaranya.  Kemudian daun itu dikeringkan dengan alat pengering dengan cara meletakkannya diatas para-para yang bisa ditutupi.  Udara yang dipanaskan hingga 45-50°C ditiupkan melalui daun tersebut.  Pada waktu permulaan udara dialirkan, cukup sedikit saja.  Penambahan aliran udara dilakukan setelah daun-daun tersebut benar-benar layu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar